Burung Garuda Wisnu
Konon disebuah negeri di Pulau Bali hiduplah seorang Resi yang arif dan bijaksana.
Burung garuda wisnu. Beliau memiliki dua orang istri yakni Kadru dan Winata. Bentuk ini berasal dari kisah Garuda dan Kerajaannya yaitu Dewa Wisnu yang melindungi burung Garuda karena telah berbakti dan berkorban untuk menyelamatkan ibunya dari perbudakan. Kepada Wisnu ia berjanji jika diberi air keabadian itu ia bersedia menjadi kendaraannya.
Dalam mitologi Hindu burung Garuda merupakan kendaraan Dewa Wisnu. Baik wisatawan domestik maupun wisatawan asing. The Brahminy kite is considered as the contemporary representation of Garuda.
Raja para burung ini digambarkan memiliki kepala sayap ekor dan moncong burung elang sedangkan tubuh tangan dan kaki seorang manusia. Garuda Wisnu Kencana merupakan wujud dari Dewa Wisnu yang adalah Dewa Pemelihara Sthiti dalam agama Hindu sedang mengendarai seekor burung Garuda. Mantra Hindu Bali Garuda burung mitologis berpenampilan setengah manusia setengah burung.
Ketika tahu Winata bisa bebas apabila ditebus dengan air amrta Garuḍa pun berusaha mengambilnya di dunia para dewa. Garuda melambangkan kelahiran dan surga dan musuh semua ular. Ada pesan yang terkandung dan patut dimaknai dalam dari patung GWK.
Hal utama yang membuat banyak wisatawan tertarik berlibur ke taman budaya GWK Bali adalah untuk melihat patung Garuda Wisnu Kencana Patung Dewa Wisnu ukuran raksasa yang menunggangi burung Garuda. Burung garuda dalam mitologi agama Hindu dan Buddha digambarkan mempunyai bulu berwarna emas di tubuhnya berwajah putih bersayap kemerahan dan berukuran sangat besar. Dalam ajaran agama Hindu Dewa Wisnu adalah Dewa Pemelihara.
Legenda Garuda Wisnu Kencana. Hal ini nampak pada arca perwujudannya di Candi Belahan dengan yang bercirikan wahana kendaraan Dewa Wisnu yang berupa burung Garuda dan Arca Dewi Laksmi atau Dewi Sri yang juga merupakan istri Dewa Wisnu. Meski sosok burung ini terkenal tak sedikit masyarakat yang bertanya-tanya tentang kebenaran sosok Garuda itu sendiri.